Postingan

MASA LALU DI DEPAN

SALAM DARI SILAM INDAH FADHILA PRIYANITAMA Hari sebelum hari ini Aku sadar akan rasa masa lampau yang hidup kembali Sebabkan singgah untuk kenang elegi Elegi patah hati Pahitnya masih bisa kucicipi Aromanya masih bisa kuresapi Mengendap tidak mau pergi Atau bahkan memang belum terobati? Luka dan sesaknya mampir lagi Timbul dalam bagian maha rapuh bernama hati Layaknya sebuah memoar yang ditulis kembali Bedanya ini menguar bagai reka film lawas yang memiliki banyak arti Seolah menyampaikan salam dari silam untuk kini Ada bayang-bayang kita yang dulunya saling bersinergi Menciptakan alunan lagu klasik yang berawal dari puisi Walau setelahnya kamu buat nadanya mati Kamu pergi kearah jalan setapak yang penuh ilusi Aku lebih memilih ikut intuisi Ternyata bukan aku yang terluka sendiri Nyatanya kamu lebih dari sekedar merasakan elegi Ayo saling berdamai atas nama hati Kamu lanjutkan perjalanan yang sekarang kau sisiri Aku lanju

EKSPETASI DAN REALITA

LAKSANA FAKTA DI ATAS OPINI INDAH FADHILA PRIYANITAMA Tema : Konsep Hati Laksana fajar dipagi hari Sinarmu menyinari hidupku yang terlanjur sepi Hadirmu mengobarkan harapan yang dulunya kuanggap ilusi Tuturmu merupakan motivasi Kamu satu-satunya yang bisa mengerti Ini fakta bukan opini Laksana hujan bulan juni Kamu sesosok embun yang kunanti Membawa tenang dalam badai yang kulalui Kamu juga menjadi awan yang siap menaungi Lalu kujadikan kamu rumah selayaknya tempat berbagi Tapi fakta baru yang kutemu dengan jahatnya menciptakan elegi Laksana matahari dan bulan yang saling berganti Ternyata kamu hanya menjadi sosok pengganti Kamu hadir hanya untuk menutupi rasa bersalah akan tragedi Mengganti posisi sosok yang telah mati Selama ini kamu hanya manusia yang pura-pura peduli Semua yang kuanggap fakta ternyata tak lebih dari sebuah opini Laksana fakta di atas opini Kamu berperan apik dan mendalami Benar membuatku terpedaya dalam dia

SURAT UNTUK MASA DEPAN

DEAR, I’M IN THE FUTURE Dear, I’m in the future. Jika Kamu membaca surat ini nanti, artinya Aku yang sekarang masih hidup hingga masa depan. Kenapa Aku menulis ‘jika’? Itu karena Aku tidak tau, kapan ajal menjemput. Sudahlah, tidak perlu membahas umur. Jujur saja, Aku selalu takut membahasnya. Semoga, surat ini bisa sampai ketanganmu. Jika Kamu membaca surat ini nanti, percayalah jika Kamu yang dulu hanyalah seorang gadis kecil yang suka sekali menulis bermodalkan kertas dan tinta, yang paling bagus itu laptop mini kesayangan. Warnanya hijau jika Kamu lupa. Kamu juga harus ingat, jika surat yang Kamu baca ini   adalah surat yang Aku buat saat pulang kuliah, saat keadaan sedang lelah-lelahnya. Saat menyerah sudah di ujung batas. Saat beban terasa sangat berat.  Jika Kamu membaca surat ini nanti, percayalah jika dulu Aku pernah begitu berharap   jika Kamu sukses. Pernah begitu susah melalui setiap jalan untuk mencapai posisi Kamu sekarang. Aku mau bilang   jika Kam

Sajak Pilu

PELACUR KATA Selepas senyum yang kau lacurkan… Aku memilih berhenti pada persimpangan… Tanpa pernah ingin menemukan arah pulang… Setidaknya aku menemukan semak belukar dan juga ilalang… Mungkin mereka bisa menambah luka… Agar mati saja dan tidak akan lagi terasa… Namun dengan tak tau malu… Kau nampak dengan senyum palsu… Memberikan obat penawar… Bodohnya aku tidak sadar… Lupa bila semua yang kau berikan… Itu mematikan… Gadis Senja 180318  

Penikmat Luka

WARNA PENIKMAT LUKA Hidupnya hanya tentang hitam… Tak jarang juga putih… Bahkan abu-abu… Pelanginya adalah kebohongan… Ceritanya hanya warna yang disengaja… Tapi… Senja mengenalkannya warna lain… Tentang jingga bercampur merah menyala… Di ufuk barat tepat saat matahari tenggelam pergi… Tidak terang, tidak juga gelap… Hanya saja terang menuju gelap… Ya, warna baru bagi si penikmat luka… Gadis Senja 180325