MASA LALU DI DEPAN
SALAM
DARI SILAM
INDAH FADHILA PRIYANITAMA
Hari sebelum hari ini
Aku sadar akan rasa masa lampau yang hidup kembali
Sebabkan singgah untuk kenang elegi
Elegi patah hati
Pahitnya masih bisa kucicipi
Aromanya masih bisa kuresapi
Mengendap tidak mau pergi
Atau bahkan memang belum terobati?
Luka dan sesaknya mampir lagi
Timbul dalam bagian maha rapuh bernama hati
Layaknya sebuah memoar yang ditulis kembali
Bedanya ini menguar bagai reka film lawas yang memiliki
banyak arti
Seolah menyampaikan salam dari silam untuk kini
Ada bayang-bayang kita yang dulunya saling bersinergi
Menciptakan alunan lagu klasik yang berawal dari puisi
Walau setelahnya kamu buat nadanya mati
Kamu pergi kearah jalan setapak yang penuh ilusi
Aku lebih memilih ikut intuisi
Ternyata bukan aku yang terluka sendiri
Nyatanya kamu lebih dari sekedar merasakan elegi
Ayo saling berdamai atas nama hati
Kamu lanjutkan perjalanan yang sekarang kau sisiri
Aku lanjutkan perjalanan yang sempat terhenti
Aku sadar bahwa kamu bukanlah masa lalu yang bisa
kusalahkan lagi
Hari setelah hari ini
Esok, lusa, atau mungkin nanti
Saat kita bersua lagi
Kita bukanlah dua hati yang saling memusuhi
Komentar
Posting Komentar